Keboncandi pesantren, haul muassis madrasah darunnajah keboncandi, dihadiri beberapa ulama' dan habaib se kota dan kabupaten pasuruan.jumat, 4 september
Kegiatan haul berjalan dengan hidmat. Selain panitia, warga antusias mendukung berjalannya haul dengan hadir meskipun cuaca di anggap panas.
pembacaan ayat suci alqur'an
"ولا تحسبن الذين قتلوا في سبيل الله امواتا."
Artinya: jangan kau mengira bahwa orang orang yang meninggal di jalan alloh itu mati. Oleh ustad yunus alumni tahun 1991,
Ayat yang dijadikan tema dalam acara haul tersebut.
Darun najah, madrasah sepuh yang berdiri pada tahun 1970 an. Pendirinya, KH. Ja'far shodik bin imam adroi bersama adik kandungnya K. Ubaidillah adroi. di dukung oleh mbah sukur tokoh yang juga mertua dari KH. Jakfar shodiq.
"Madrasah darunnajah mencetak kader kader handal, para mas di podokaton, tampung, mancilan" Kata KH. Yahya najikh putra KH. Jakfar sodir dalam sambutan keluarga.
K. Sodik panggilan akrab KH jakfar shodik, berteman akrab dengan mbah hamid pasuruan. Ketika itu, yai sodik mendapat fitnah besar dari penduduk keboncandi, selain mbah sukur, k. Ubed, mbah hamid jg berperan dalam meredam konflik dan menjaga nama baik.
Haul muasis di akhiri mauidoh hasanah dan doa oleh K.nu'man tampung. Beliau berpesan, mendekatlah pada orang alim meskipun sudah meninggal dunia, orang alim yang meninggal itu tidak bisa di anggap mati, beliau masih hidup dan terus memantau santri santri yang masih di anggap. Ujar K.nu'man.
Masyarakat merasa puas mengikuti acara haul tersebut. "Berjalannya acara haul sangat hidmat, sejuk dan penuh pesan pesan positif yang menyentuh hati" kata maksum, salah satu alumni hadir.
Harapanya semoga peringatan haul dan madrasah darunnajah berlanjut dan mabruk sampai hari kiamat tiba.
No comments:
Post a Comment